Tidak jauhnya perasangka sang mahluk awam
Ia melangkah dalam ingin yang amat dalam
ketika sang sukma mulai untuk menyulam
sedikit angan telah terhimpit sinar malam
Selama sang maestro
Pecinta Puisi
Minggu, 30 Desember 2012
Sabtu, 21 Juli 2012
Harapan
Kini,kemarau telah usai.
sejenak mengingat memory dering lagu,
Sembari mengenang manis wajah sang pengguru nafsu.
Haruskan ku kecam cambuk emas dalam raga,atau membaringkan pungguk d atas duri rerumputan.
Hati ini terus terkikis wahai idaman,
kemanakah kn kau tujukan,
cinta yang tak pasti dan penuh pengharapan.
Elok mengikis batu,
sejenak mengingat memory dering lagu,
Sembari mengenang manis wajah sang pengguru nafsu.
Haruskan ku kecam cambuk emas dalam raga,atau membaringkan pungguk d atas duri rerumputan.
Hati ini terus terkikis wahai idaman,
kemanakah kn kau tujukan,
cinta yang tak pasti dan penuh pengharapan.
Elok mengikis batu,
Pembalasan Alam
Kutercekik hitamnya awan,
ia sengaja menepis cahaya surya yang terang,
menggelinding jutaan penghisap racun hdup umat,
haruskah kini alam menerkam,
mengingat mahluk yng telah enggan,
sepoi kan jadi badai,
ketika semua merangkak dalam kelam,
ia sengaja menepis cahaya surya yang terang,
menggelinding jutaan penghisap racun hdup umat,
haruskah kini alam menerkam,
mengingat mahluk yng telah enggan,
sepoi kan jadi badai,
ketika semua merangkak dalam kelam,
Ini Aku
Ini bukanku,
ketika arah tubuh melayani hawa nafsu,
ini bukanku,
layaknya penanti mati,telah terlelah dunia yang terhampar oleh issu.
ini bukanku,
ketika pencipta duniaku,sayup tak memberikan sedikit angin sejukku
ini bukanku,
ketika gejolak cinta,hanya me
ketika arah tubuh melayani hawa nafsu,
ini bukanku,
layaknya penanti mati,telah terlelah dunia yang terhampar oleh issu.
ini bukanku,
ketika pencipta duniaku,sayup tak memberikan sedikit angin sejukku
ini bukanku,
ketika gejolak cinta,hanya me
Para Pecinta Puisi
Mengarang,mengasah,tuk ciptakan suasana cerah,hidupnya mungkin hanya sepi kebahagiaan,
dalam cengkraman zaman,mereka tak tertinggal,mengarungi sayatan karya baru dan dentuman nada haru,
kalian,sang pencipta,yang iringi hiasan dalam diri..
Kami berkarya,lepas jelaga hitam,smpaikn sdkit amarah d dalam..
Kami,puisi dan semua sayatan hati,
dalam cengkraman zaman,mereka tak tertinggal,mengarungi sayatan karya baru dan dentuman nada haru,
kalian,sang pencipta,yang iringi hiasan dalam diri..
Kami berkarya,lepas jelaga hitam,smpaikn sdkit amarah d dalam..
Kami,puisi dan semua sayatan hati,
Rabu, 18 Juli 2012
Dendang Sedih
Embun pagi yang menetes
Sentuhan kalbu yang tak menggores
Namun tlah mmbuat luka dalam
Bahagia bagimu tak brrti untukku..
Episode cinta yang hilang
Harap penuh dalam sesak
Merangkak sepeti pasir terbawa ombak
Menggendong Langit
Setibanya di pintu hati,
tibalah aku di tempat tujuan,
tidak nyata dan tidak pula khayal.
sepi di balik tirai bingkai kesedihan
ramai dalam gemerlap sakit.
terpaku akan remuknya tubuh ini,
nafas masih menghela
tangan masi
Langganan:
Postingan (Atom)